Wednesday, September 19, 2018

Sandiwara Kehidupan


Ketika aku menjadi sebuah peran yang menjalankan sandiwara hidup ini. Aku berperan menjadi sosok yang tanpa patah semangat untuk melawan kobarnya api kehidupan. Aku tak berperan sebagai air, namun aku berperan bagaimana cara membuat api itu seolah tak membunuhku, dan tak melukaiku.

Didalam sebuah sandiwara, pasti ada sutradara. Aku curiga bahwa kehidupan nyataku memang sudah ada skenaria, dan aku tinggal mengikuti perintah sutradara. Aku berperan seolah olah menjadi yang diinginkan oleh sutradara. Dan aku hanya menjadi pemeran.

Memang kehidupan nyata yang kualami sangat mudah berubah ubah, kadang berada diatas, dan kadang pula berada di bawah. Yaa. . .sepertinya itu memang sudah menjadi skenario, akan aku jalani itu semua. Untuk menjadi peran yang dikagumi berarti harus berani tampil dengan menarik dan bagus.

Jangan menjadi pemeran yang munafik didalam peran, jangan pula menjadi pemeran yang tak mau berperan. Semua harus diimbangi dengan kemauan, dan kesadaran bahwa menjadi peran. Bahwa semua itu sudah menjadi peraturan dari sutradara. Bagi seorang pemeran hanya menjalankannya saja.

Sandiwara Kehidupan Nyata, yang disutradarai oleh Tuhan dan diperankan oleh Manusia. Semua latar dan letak berada pada alam dunia, sedangkan yang menjadi staff staff adalah malaikat. Benar benar seperti sandiwara kehidupan.

Kini saatnya untuk bersyukur dan sadar diri. Bahwa semua sudah ada yang mengatur dan merencanakannya. Sebagai pemeran hanya menjalankan permainan drama yang sudah dilatar belakangi oleh naskah skenario sutradara.

Memang terdengar seperti fiktif cerita ini, namun jika berpikir. Nyatanya semuanya adalah benar. Tinggal bagaimana sudut pandang mampu menilai kebenaran. Karena anomali kebenaranpun tidak ada, semua salah, semua fana.

Seperti hukum paradox, yang nyata ada kepalsuan, sedangkan kepalsuan adalah nyata. Peran ini cukup sangat menarik untuk dijalankan dan sangat banyak klimaks didalamnya. 

"Kenalilah dirimu, Maka engkau Mengenal Tuhanmu"

Seorang pemeran harus mengenali skenario sutradara, dan harus mengikuti dengan alur yang telah ditentukan. Semua telah struktur dalam rencana rencana sutradara, dan pemeran hanya mampu menjalankan. Pemeran harus sadar bahwa "Pemeran bukanlah Sutradara". Sandiwara permainan sutradara ini membuat Seolah nyata didalam karyanya.

Kupikir aku harus penuh syukur, dan bersabar dalam menghadapi kehidupan kehidupan ini. Aku sadar bahwa aku bukanlah diriku yang sebenarnya. Aku adalah pemeran kehidupan.


EmoticonEmoticon