Monday, September 24, 2018

Terkelabuhi Nilai


Terjadi disebuah Mall yang telah kukunjungi beberapa jam yang lalu, seolah mengajarkan tentang pelajaran yang sangat luar biasa. Sesuatu teknik yang unik dan menarik. Teknik yang sepertinya menarik untuk kubahas, namun tak panjang lebar kuceritakan. Ingin membahas dengan panjang lebar namun sepertinya bertele tele. Lebih baik kuceritakan dengan singkat namun mudah dipahami.

Kudatangi sebuah mall yang megah dengan brand yang terkenal. Kuinjakkan sepatuku dalam lantai pertama, tepatnya ketika banyak yang berjualan bermacam gadget seolah menjadi penggemarku. Semua berteriak ingin menawarkan barang dagangannya.

Berasa kasihan di suatu toko yang semestinya berteriak namun banyak yang menolak, sehingga ku kunjungi salah satu vendor yang menyediakan gadget tersebut. Ingin kucoba mengujinya membeli barang yang sebenarnya ku sudah mengetahui harganya. Telisik demi telisik permainan lempar melempar bola basket seperti terjadi dalam system perdagangan tersebut. Kerja sama yang sangat luar biasa dan inflasi yang menarik dalam situasi tersebut.

Pengertianku dalam hal inflasi seperti terjadinya reseller dalam lempar melempar bola atau pelanggan untuk dijadikan sasarannya. Nampak semua toko kerja sama, namun dengan harga tak sama. Sepertinya memang terdampak reseller satu sama lain walau sepertinya satu vendor.  Trik yang unik dan cukup menarik.

Tak hanya itu, lebih menarik lagi ketika barang yang standard yang di hyperbolakan menjadi nilai yang lebih. Sepertinya sudah menjadi intrik dalam suatu perdagangan. Atau mungkin sudah menjadi pelajaran tersendiri bagi perkuliahan yang mengambil jurusan bisnis.

Bisnis itu lunak tapi virusnya menusuk luar biasa dan kadang kadang berupa virus yang lembut namun berbahaya, berbahaya bagi kantong kantong yang tak memiliki sebuah manajemen. Sangat unik bagaimana mendapatkan target dangan cara yang unik pula. Memang semesta kadang suka bercanda.

"Jadilah sesuatu yang menjadi nilai, bukan penilai"

Seperti uang yang berkriteria sebagai penilai terhadap gadget yang menjadi nilai. Gadget tersebut dinilai sebagaimana menjadi harga. Karena gadget mampu menjadi nilai lebih bagi uang. Sehingga uang memberanikan diri untuk mengganti dirinya sebagai diri yang bernilai setelah menjadi gadget, bukan menjadi penilai ketika menjadi uang.

Hal itu menjadi inspirasi bahwa setiap orang memiliki brand masing masing, menjadi nilai dan tidak seenaknya dengan membeli karya orang lain. Namun menciptakan suatu karya untuk orang lain.

Nilai memang sangat pandai mengelabuhi penilai, artinya bahwa hal yang tidak berharga namun sangat punya jika memang bernilai. Sebodoh apapun seorang jika memiliki sebuah etika yang bijak akan lebih berharga dibandingkan sepintar bill gates namun nyatanya sombong.


EmoticonEmoticon