Terkapar aku didalam sebuah intimidasi berupa virus yang menyamar sebagai udara. Menusuk-nusuk membuat kencangnya gumpalan-gumpalan reaksi dari darah yang mengalir ke jantung. Terdesak menghembuskan nafas untuk sekedar leluasa mencari ketenangan yang mendalam. Disambut aku dengan bulu kuduk yang merinding. Terlelap aku dipangkuan malam yang hening.
Bergejolak hati ingin mengungkapkan sebuah diskrimanisasi estetika yang berdedikasi tak seberapa. Tersudut dengan berbagai teori-teori yang menjajah di kehidupan. Akting didalam diriku semakin menjadi-jadi berdikari dengan jajaran masa depan. Hanyut aku didalam segala aturan-aturan.
Tulisan yang seolah menjadi profesor tanpa sekertasi. Menemani dalam sunyi menggambarkan sebuah sarjana tanpa wisuda. Memang bangku kuliah yang sedang menjadi tempat dudukku. Disambut dengan tugas-tugas pengetahuan yang mempelajari ilmu seseorang. Belajar mempelajari sebuah kisah klasik pengalaman seorang.
Ku harap binary masih menyembunyikan tentang bagaimana caranya konduktor berubah menjadi isolator. Tentang bagaimana Multi Level Kinerja yang dijalankan dalam mengubah menjadi satuan kecil yang kusebut sebagai oktaf. Maksudku bahwa dasar permasalahan tak perlu menjadi saksi, ketika masih mampu berbuat output yang membalas dengan kemanfaatan untuk seseorang.
"Adakah kata yang lebih tinggi dari kangen, Aku Lala Padamu"
Kekasih jika tiada kata yang lebih tinggi dari kata kangen, ku menyebutnya Lala. Aku lala padamu. Tanpa komunikasi, tanpa bertemu, tetapi dalam diam saling mendoakan. Aku lala padamu. Hanya hembusan nafas terdengar suara-suara yang terdengar di dalam gendang telinga.
Lala aku lala. Biarkan tetesan airmata kangen menyamudera agar bisa kutempuh dengan perahu kecil yang melawan ombak. Berteman dengan karang-lautan yang membuat api permasalahan yang sangat ampuh. Biarkan hembusan angin bersamaku untuk menempuh dengan samudera tangisku. Aku lala padamu.
Prinsipku menikah adalah nasib, mencintai adalah takdir. Boleh jika merencanakan nikah dengan siapapun. Namun tak bisa menentukan siapa yang dicinta. Lala ini menjadi saksi bisu diantara tangis rindu yang mungkin sedang kau abaikan.



EmoticonEmoticon