Sunday, October 14, 2018

Berpikir untuk Berakal


Terlalu rumit untuk kucetuskan sekedar membuat untaian kalimat yang menarik. Mencari tema terbaik diantara kejadian-kejadian. Tak kutemukan sebuah makna yang menarik diantara semuanya. Terpaksa ku memberikan wacana tak bertema untuk sekedar memanjakan jari-jemari untuk menulis kiasan kata.

Terbayang sebuah rumah yang berisi beraneka ragam koleksi indah dan dihuni oleh kalangan seorang yang sedang mencari jati diri. Rumah yang terbuat dari susunan batu-batu bertumpuk dan diolesi semen. Menjadikan kemegahan sesuatu hal yang awalnya sederhana. Dengan fondasi fondasi yang sangat kuat.

Gelap tak bercahaya didalam ruangan. Menikmati pesta jutaan kata yang berujung suasana sepi. Terdengar lirih-lirih di telinga yang terdengar dari lorong prasangka. Interkoneksi otak dan akal membuat sebuah alunan lembut angin menjadi nada-nada. Seperti yang dirasakan olehku, bahkan olehmu yang mungkin baru tersadar sekian detik yang lalu.

Meninggi dan terbang melayang seolah-olah menjadi perihal yang nyata. Seakan baru tersadar dengan jiwa yang mendalam dalam kesepian ataupun kegelapan. Sunyi mengajarkan tentang isi didalam keramaian. Namun tidak ada sepenggal kata yang kudapatkan saat ini.

Masih belum kutemukan sepenggal kata didalam heningnya keramaian. Yang akan berujung pada sebuah hypnotherapi diri jika mengalami. Namun akan berujung emosi jika tak mengerti. Pengalaman adalah guru yang paling kejam. Ku ingin jejakkan pengalaman untuk memberikan sebuah arti.

Bagus dan menarik seolah menjadi sebuah award untuk diriku. Membuat jiwa-jiwa yang awalnya tak tertarik, menjadi terbawa ke alur dramatikal yang pasti terjadi. Seperti halnya ketidakjelasan yang kualami, kaualami, bahkan muak dan tak tertarik untuk sekedar berpikir tentang kesadaran.

"Berpikir untuk Berakal"

Berpikir adalah paksaan diri untuk menyelesaikan sebuah masalah. Berakal adalah sebuah penglihatan akal secara matang didalam kepahaman untuk sekedar memberikan sekertasi-sekertasi dengan berakal.

Mungkin terlalu dalam dengan cara penyampaian yang tak beretika, seakan membuat orang lain paham dengan yang kumaksud. Namun tidak berarti harus dipahami. Cukup carilah jati dirimu untuk mengerti, lalu akan menyadari. Dan saat ini kau akan menjadi orang yang sedang berpikir.

Bingung, dan terkesan sulit ingin mengetahui sebuah makna yang terdalam didalam kehidupan. Tersembelit ingin ku keluarkan kotoran dalam perut supaya mendapatkan ilham-ilham yang didapatkan setelah mengeluarkan kotoran. Membuat fresh dalam pikiran untuk berakal.


EmoticonEmoticon