Jika kekecewaan adalah masalah kecil saja, jangan dibesarkan! nanti bahagiamu akan mengecil. Cobalah lenyapkan yang kecil itu, kalau bisa isi ruang hati dengan bahagia. Seperti halnya hati yang terang dan gelap. Akan kumaknai perihal cara bersyukur adalah menerangi. Andai memahami proporsi beryukur, semua akan indah dalam situasi apapun.
Cahaya terang adalah hati yang bersyukur, menerima dan tidak berharap. Sikap menerima itulah yang mampu menerangi isi hati. Lantas bagaimana cara mensyukuri rasa syukur ? Perkara ini lebih mendalam jika dibandingkan dengan syariat syukur. Mencoba memaknai dengan thoriqot untuk mensyukuri rasa syukur.
Mensyukuri rasa syukur adalah ketika mendapatkan sesuatu hal, lalu mensyukurinya. Namun itu tidak cukup hanya dengan bersyukur. Mensyukuri rasa syukur dengan merawat, menyayangi, dan mengasihi. Jadikan syukur menembus pada hati yang terang, dan diekspresikan pada perilaku yang menyenangkan.
Stimulasi rasa syukur itu adalah sebuah penerimaan apa adanya. Meski buruk ataupun baik semua diterima. Baik dan buruk hanya suatu sudut pandang dan persepsi saja. baik dan buruk adalah suatu yang berpasangan dan saling melengkapi. Bagaimana pernah ada baik, jika tidak ada yang buruk ? Bagaimana ada yang buruk jika ada yang baik?.Baik buruk adalah cara pandang keinginan dan harapan yang tepat.
Lalu bagaimana baik dan buruk itu bisa menjadi 1 dimensi ? Bisakah menjadi sesuatu yang tidak berpasangan? Disitu adalah peran bersyukur dan peran prasangka baik. Ketika yang menurutmu baik, syukurilah dan ketika ada yang menurutmu buruk maka berprasangka baiklah. Bukan semua akan menjadi lebih indah?
Cahaya gelap adalah hati yang tidak bersyukur, tidak menerima, dan selalu berharap. Sikap tidak menerima yang membuat gelap hati dan harapan sebagai sumber penderitaan. Berharap sesuai dengan keinginan, namun kenyataan tidak semestinya. itu adalah perihal kurang bersyukur dan perihal penderitaan. sebagaimana tidak seperti harapan semua dianggap buruk dan ada peran dari prasangka buruk. Yang menurutmu tidak sesuai harapan, lalu menuntut dan mengeluh sembari menyesal "Kenapa nasibku seperti ini Ya tuhan!? Kenapa?". Bentuk implikasi dari prasangka buruk itu membuat gelapnya hati. Padahal untuk menerangi kegelapan itu hanya soal menyikapi, menerima, dan mensyukuri.
"Syukur adalah cahaya yang menerangi hati"
Pernahkan bahagia dengan rasa bersyukur ? Pernahkah hatimu gelap dan tak terlihat, bahkan oleh dirimu sendiri ? Pernahkan hatimu terang dan melihat sesuatu yang tak tampak oleh orang lain ? Pernahkah ada penderitaan ketika berharap ? Pernahkan ada penyesalan ketika menerima ? Semua akan terjawab oleh isi hatimu. Kuharap pikiran dan rasamu tidak terpancing oleh apapun, tetapi akan mengekspresikannya pada radius alam bawah sadar. Bahwa bersyukur itu sangat cerah dan terang dengan menjumpai apapun.



EmoticonEmoticon